BEBERAPA
TEMUAN STRATEGIS HASIL SDKI 2012
PROVINSI
BENGKULU
1.
Hasil SDKI Tahun 2012 Total Fertility Rate
sebesar 2,20 sedangkan hasil SDKI Tahun 2007 sebesar 2,30 terjadi penurunan fertilitas
sebesar 0,10, namun penurunan TFR
tersebut tidak diimbangi dengan penurunan unmet need. Angka Unmet need
justru meningkat dari 6,1 menjadi 9,1 persen dan kelahiran pada kelompok umur
15-19 tahun meningkat dari 48 menjadi 51 per 1000 wanita umur 15-19 tahun. Meningkatnya angka unmet
need tersebut menunjukkan angka kelangsungan
pemakaian kontrasepsi rendah dan PUS yang ingin ber KB sulit menjangkau akses
kesarana pelayanan kontrasepsi karena faktor geografis maupun harga / jasa
pelayanan KB.
2.
Hasil SDKI Tahun 2012 CPR 64,2 sedangkan
hasil SDKI Tahun 2007 sebesar 74 terjadi penurunan peserta KB sebesar 9,8.
Dari kedua data
tersebut memperlihatkan bahwa hasil SDKI Tahun 2012 dibanding dengan hasil SDKI
Tahun 2007 Provinsi Bengkulu untuk TFR sudah berhasil menurunkan rata-rata
kemampuan seorang wanita untuk melahirkan dari 2,30 menjadi 2,20 yang artinya
bahwa Program KB sudah mampu menekan tingkat fertilitas . Penyebab turunnya CPR Provinsi Bengkulu diduga
disebabkan oleh :
a. Masih
tingginya angka kemiskinan yaitu 17,8 persen (BPS), kemiskinan disebabkan oleh pengangguran,
rendahnya pendidikan dan sempitnya lapangan kerja, hal ini akan berdampak pada kemampuan daya
beli masyarakat terhadap kebutuhan alat kontrasepsi.
b. Pemakaian
kontrasepsi didominasi Pil dan Suntik ( 43 %), kontrasepsi tersebut tingkat
kelangsungannya rendah terutama untuk
akseptor didaerah Galcitas. dibanding kontrasepsi MKJP
3. Pengetahuan
tentang alat/cara kontrasepsi KB
4. Unmet
need ( Kebutuhan Pelayanan KB yang tidak terpenuhi )
Dari data tersebut terlihat bahwa hasil
SDKI 2012 perserta yang ingin ber-KB dengan alasan menjarangkan sebesar 73,3 dan yang tak
terpenuhi 9,1 persen
Rekomendasi :
- Mendekatkan pelayanan KB ke sasaran Galcitas melalui pelayanan mobile (MUYAN) secara berkelanjutan. Muyan Provinsi memberikan dukungan pada Kabupaten yang belum ada MUYAN
- Perlu disusun peta Kabupaten dengan angka unmet need tinggi dan angka kemiskinan tinggi
- Menghidupkan kembali Tim Bakohumas ( Kemenag, Dishubkiominfo,Dinkes,, Dikas) termasuk meningkatkan peran akseptor MOP menjadi Motivator KB Pria dari wilayah setempat
- ASFR 15 – 19 kelahiran pada kelompok umur wanita 15 – 19 tahun meningkat dari hasil SDKI 2007 sebesar 48 sedangkan hasil SDKI 2012 sebesar 51
1.
Penyebaran informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja selain melalui PIK Remaja, Risma, Karang Taruna
juga kelompok remaja rentan dibawah bimbingan Institusi terkait (Pemda, Bidan Desa, LSM).
2.
Meningkatkan perilaku
kesehatan reproduksi pada remaja perdesaan melalui kegiatan ekonomi
produksi/kesempatan kerja.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja
pada keluarga yang mempunyai anak remaja melalui revitalisasi kelompok Bina
Keluarga Remaja dan PIK Remaja.
4.
Menguatkan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat baik tingkat RT, Desa/Kelurahan dan institusi lainnya
tentang arti penting kesehatan reproduksi remaja dan penangananya.
5.
Integrasi pendidikan
kesehatan reproduksi kedalam kurikulum sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar